So if we get the big jobs And we make the big money When we look back now Will our jokes still be funny?Vitamin C - GraduationSeorang teman pernah bertanya : "Wi, gua tahu jadi dokter tuh cita - cita loe dari kecil tapi sebenarnya seberapa suka loe di jurusan ini? Pernah gak tergoda untuk pindah jurusan?". Tanpa disadari teman gua, pertanyaan itu datang tepat disaat keoptimisan gua untuk terus kuliah di FK sedang turun.
Untuk menjawab pertanyaan temen gua, let's go back to a long time ago. Saat gua baru lulus SMU dan masa depan rasanya begitu luas tak terkira. Waktu itu, gua mengikuti program beasiswa dari kedubes Jepang yang bernama Monbusho.Beasiswa ini menggiurkan banget karena selain seluruh biaya pendidikan ditanggung, kita juga dikasi uang saku. Beasiswa ini terdiri dari 3 seleksi. Seleksi pertama dilihat dari nilai raport. Rata - rata nilai raport dari kelas 1-3 minimal 8. Dan juga 8 untuk mata pelajaran yang diminati (misal gua niat masuk FK, ya rata - rata Biologi gua harus 8).Seleksi kedua tes tertulis dan seleksi terakhir wawancara. Gua mendaftar di 2 jurusan : Teknik Kimia dan Kedokteran. Gua lulus sampai seleksi kedua di Teknik Kimia tapi bahkan gak lulus seleksi pertama di Kedokteran.
Masalah timbul saat seleksi ke 3 (wawancara). Saat itu, gua udah lulus UMPTN dan keterima di FK Unpad. Kemudian dimulailah kesibukan proses pendaftaran di Unpad, bikin KTM, cari kost di Jatinangor, persiapan ospek dan kemudian ada wawancara untuk mahasiswa baru. Masalahnya tanggal wawancara untuk Monbusho bersamaan dengan tanggal wawancara di Unpad. Saat itu, gua gak tahu wawancara di Unpad gunanya untuk apa dan seberapa pentingnya. Gua tahu sih gua udah keterima dan gak mungkin gua dikeluarkan lagi cuma karena gak datang wawancara. But still...gua gak tahu seberapa penting gunanya wawancara itu (well...ternyata sama sekali gak penting memang). So saat itu gua memutuskan ikut wawancara di Unpad dan melepaskan Monbusho.
Keputusan gua ini jelas gak disetujui oleh teman - teman dan keluarga gua. Mereka bilang sayang banget gua gak mencoba. Memang sih ikut wawancara gak menjamin gua dapat Monbusho, tapi seenggaknya ada kesempatan untuk itu (walo tipis :hehe). Gua tetap gak merubah keputusan gua karena gua sadar kalo pun ada keajaiban dan gua keterima Monbusho, gua toh tetap gak akan mengambil beasiswa itu karena bidangnya Teknik Kimia dan bukannya Kedokteran. Sampai sekarang pun gua gak pernah menyesalkan keputusan gua saat itu. Ada sih satu dua kali saat gua bener - bener ngerasa
desperate, tapi kapan pun gua ngerasa pengen mundur gua teringat lagi saat itu dan gua pun akan kembali bersemangat.
Hari ini, gua sangat bersyukur gua gak pernah mundur. Karena hari ini akhirnya gua diwisuda dan resmi sudah gua menyandang gelar dokter. Sudah pasti, hal ini gak terlepas dari perlindungan Allah SWT (Terima kasih ya Allah karena memberiku kesempatan ini dan selalu melindungi jalanku hingga saat ini). Selain rahmat dari Allah SWT, gua juga menerima banyak bantuan berupa doa maupun semangat dari (amat sangat) banyak orang. So here they are :
1. Keluarga besar Andi Beso Manggabarani dan keluarga besar Mapata.
Para om, tante dan sepupu - sepupu yang selalu menyemangati dan (lebih sering) mengajak hura - hura hingga perhatian gua terdistraksi ;D. Terutama pada kak Inra(si pelindung segala kebandelan gua. Thanks Kak In, berkat dikau gua banyak terhindar dari hukuman yang semestinya gua terima), Risma (yep, those saying are right. Having a sister is like having a life time friend!) dan Dimas (si "kecil" dalam keluarga yang selamanya akan selalu jadi si "kecil" kami). Makasih banget ya semuanya.
2. Gotcha
(Kris, Nata, Beni, Tuwid, Hans, Ithine, Adhi, Retha, Rizal) yang selalu mendampingi dan menemani mulai sejak sebelum masuk kuliah hingga saat ini. Kalian benar - benar mengisi hidup gua dengan berbagai kenangan. Ada yang pahit tentu saja tapi lebih banyak kenangan manisnya. Apa pun itu, saat ini semuanya sudah melebur menjadi satu warna kebahagiaan :). Special thanks untuk Rizal yang memberi satu warna khusus. Makasi banget ya, Zal. Dukungan, bantuan, semangat maupun segala ledekan loe :hehe benar - benar helped me a lot. Loe selalu ada dalam setiap moment yang terjadi di hidup gua.
When I'm down, you could always raise me up. You raise me up so I can stand on mountain. I am strong when I am on your shoulder. Really love you :). Dan untuk Adhi, sosok loe selalu jadi penyemangat. Loe ada dan akan selalu ada dalam hati dan kenangan kami semua.
3. Teman - teman kuliah angkatan 2000 terutama banget untuk Mala, Inggar, Anna, Oline. Terima kasih telah sangat banyak membantu dalam hal moril maupun subsidi bahan - bahan kuliah. Oline & Anna, finally I'm here. Mal, thanks banget ya. Nih orang yang freaknya sama kayak gua deh. You're my partner in crime, Mal. ;) Gar, hehehe...makasih banget ya pren. Cara berpikir loe yang unik membuat gua suka merenungkan lagi cara hidup gua. Ngeliat loe kadang membuat gua melihat diri gua sendiri yang ditampilkan dengan kemasan dan rasa yang berbeda. (Lho?? Maksudnya apa coba? ;D) dan juga teman kuliah angkatan 2001 yang sudah menerima gua dalam dunia koass.
4. Kelompok koass tercinta : Uban, Edwin, Hana, Nia, Uci, Niken, Icot, Aji, specialnya untuk
Arnaz (my long lost cousin. I'm so glad we've met. Thanks karena telah mempercayai gua sebagai tempat curhat. Sometimes I think, beberapa curhatan loe tuh terlalu private untuk dibagi dengan orang lain. Tapi loe tetap membaginya dengan gua, dan untuk itu gua merasa berterima kasih);
Noven karena mau menjadi "adik" yang rela dimintain tolong anytime anywhere anything, terima kasih juga karena mau meladeni segala omongan ngawur gua, kayaknya gua gak bakal ketemu orang sesableng loe lagi deh;
Malar -- my partner in crime, sampai kapan pun gua gak pernah lupa kelakuan kita di Neuro dan Radio. Thanks ya karena udah menemani gua menjalani masa koass, karena udah bersedia jadi tempat konsul pasien mau pun konsul hati (aka curhat). And many thanks for just being there in any conditions.
5. Teman - teman kelompok magang : NQ, Wio, Uci dan Bang Merv.
Terima kasih udah menemani dalam 5 bulan terakhir masa pendidikan gua sebagai dokter. Di antara kita pernah terjadi perselisihan, pertengkaran bahkan hingga menjadi perang dingin. Tapi saat menghadapi masalah, kita hadapi bersama dan saat tertawa kita tertawa bersama.
I believe that's how the real friendship is. 6. Semua dosen mulai dari semester 1 dulu hingga yang di tempat magang. Terutama untuk para preseptor di tiap bagian aka dosen wali. :hmmm: Ayo kita liat apakah gua masih bisa menyebut nama mereka semua dengan lengkap :
a. dr. Heni Djuhaeni M.Kes dari bagian Public Health
b. dr. Budi Handono SpOG dari bagian kebidanan
c. dr. Yayat Ruchiyat SpB-KBD dari bagian bedah digestiv, beserta dr. Yoyos SpOT, dr. Achmad Adam SpBS, dr. Warsita SpB, dr. Atang SpB, dr. Ferry SpUro, dr. Maman SpBOnk, dr. Lisa SpBP, dr. Rachim SpBTKV, Prof. Hendro SpBV
d. dr. Bambang Purwanto SpTHT-KL dari bagian THT
e. drg. Grita Sudjana M.Kes dari bagian Gigidan Mulut
f. dr. Sugihartina SpM dari bagian mata (Ngaku deh, susah banget mengingat nama nih Ibu secara koass mata adalah koass yang paling gak enak)
g. dr. Syarif Hidayat SpPD dan dr. Erwan Martanto SpPD, SpJP dari bagian penyakit dalam
h. dr. Myrna Soepriadi SpA dan dr. Sri SpA dari bagian anak
i. dr. Henni Anggraeni SpS(K) dari bagian Neurologi
j. dr. Istiqomah SpKJ dari bagian kedokteran jiwa
k. dr. Norman Heriyadi SpF dari bagian forensik (kebanggaan Unpad nih. Salah satu dosen yang paling sering masuk tv)
l. dr. Mukadji Seno SpRad-Onk dari bagian Radiologi
m. dr. Oki Suwarsa SpKK dari bagian kulit kelamin
n. dr. Suwarman SpAn dari bagian Anestesi.
Lalu preseptor magang : a. dr. Jeffrey P SpA yang pendidik sejati sekaligus "babeh" untuk kami,
dr. Hasan Basri SpA dan dr, Hidayat Gunawan SpA beserta seluruh perawat di Ruang Tanjung, bagian Ilmu Kesehatan Anak RS Syamsudin Sukabumi
b. dr. Ismu SpOG dan dr. Indra SpOG beserta seluruh bidan (terutama untuk Bu Ani, Teh Susi dan Mbak E, maafkan klo banyak salah ya) di Ruang Mawar, bagian kebidanan RS Syamsuddin, Sukabumi.
c. dr. Mulja Munadjat beserta seluruh staf puskesmas DTP Ciparay (terutama untuk Pak Asep dan Bu Wiwih serta Pak Mumuh yang sudah banyak membantu dalam hal pengambilan data). Gua gak bakal pernah lupain Puskesmas ciparay karena disanalah untuk pertama kalinya gua menangani partus seorang diri. Tanpa ditemani bidan atau pun senior yang sudah lebih berpengalaman. Hanya ada gua, ibu yang akan melahirkan dan Allah SWT. Mana alatnya baru mo disterilkan dulu lagi
.
d. dr. Danny GS SpB beserta seluruh staf OK dan UGD RS Sartika Asih
e. dr. Iskandar SpPD beserta seluruh perawat di RS Salamun (terutama untuk Bu Pipih dan Teh Nenden. Makasi ya selalu mau nemenin jaga).
7. Semua rekan koass, para perawat RSHS beserta bidan - bidan para cleaning service, satpam dan segenap karyawan RS Hasan Sadikin maupun RS jejaring.
8. Teman - teman yang akan terlalu banyak kalau mau disebutkan satu persatu (you know who you are)
9. Tak lupa kepada para pasien, guru saya yang sebenarnya. Tanpa mereka, tak akan pernah ada dokter yang pandai.
10. Last but the most important ones :
My Parentsa. untuk
Papi (dr. Syafruddin SpA), orang pertama yang memberi impian ini. Yang telah memberikan banyak hal : cinta, kesabaran, persahabatan, dan dukungan. Orang yang selalu mendukung dalam setiap jejak langkahku.
You're the best dad a daughter could ask for. I could never thankfull enough to Allah SWT because He gave you as my dad. Please, be happy up there.
b. Untuk
Mami (Rita S), sahabat sekaligus ibu. Rasanya gak semua anak bisa seberuntung itu mendapatkan seorang sahabat dan ibu dalam 1 orang. Terima kasih untuk semua dukunga, pengertian dan (terutama) kesabaran dalam menghadapi anakmu yang agak "aneh" ini. Walau pun Dewi jarang bilang, tapi mami pasti tahu kalo Dewi sayang banget sama Mami.
Dan untuk semua orang yang pernah meninggalkan jejak dalam hidup gua. Makasi banget ya.
All of you are a God sends to me. This is not an end to my dream, it's just a beginning of my journey to living in my dream. Keep support me always.
PS :
Karena Dimas lagi dirawat dan mami nungguin Dimas, so gua gak berharap ada yang datang ke wisuda gua. Toh bukan cuma gua wisudawan yang gak didampingi orang tua. Memang udah tradisi di FK Unpad, wisuda itu gak diwaro. Yang lebih penting tuh acara sumpah dokter. Jadi di hari wisuda kemarin, gua datang bersama Noven doang.
Acara wisudanya sendiri cukup oke. Ringkas, padat dan mengharukan. Udah gitu, ternyata panitia menyiapkan kejuta tersendiri. Saat rektor dan para anggota senat meninggalkan ruangan, tiba - tiba lampu ruangan digelapkan, bersamaan dengan itu ratusan lampu laser warna warni ditembakan dalam ruangan, lalu disertai keluar ribuan gelembung sabun dan asap dalam gedung. Udah kayak ulang tahun Jakarta deh. Jelas haram namanya menyia-nyakan dekorasi yang cantik gitu. So...kita semua langsung norak foto-fotoan. Untuk 350 ribu, acara wisuda ini oke klo gua bilang.
Tapi ternyata untuk gua ada surprise sendiri. Karena tepat di pintu keluar aula Graha Sanusi, berdiri Rizal dengan jas lengkap, bawa bunga
dan merentangkan kedua tangannya lebar -lebar disertai senyuman dan bilang : "Congratz, Wi!" Hehehe...gak tau kenapa, gua ngerasa senang banget. Sebenarnya gua gak berharap ada yang memberi gua selamat atau pun pelukan di hari ini (toh udah waktu Sumpah Dokter kemarin). Tapi ternyata saat gua beneran mendapatkan ucapan dan pelukan itu, rasanya menyenangkan juga ya. Apalagi dari Rizal yang benar - benar tidak diduga kehadirannya.
Dan ternyata surprise itu gak berhenti sampai di situ saja.
Untuk merayakan, Rizal ngajak gua makan ke The View malam harinya. Dan pas nyampe sana, ternyata semua anak Gotcha udah berada di sana. Gua bener - bener seneeeeennnggg banget. What a really nice surprise. Kayaknya ini yang pertama kita berkumpul lengkap dalam suasana gembira setelah Adhi meninggal dulu. Untuk sesaat, waktu rasanya melipat bagai akordeon, dan saat ini bersatu dengan satu waktu di masa lalu, di saat kami semua masih utuh. Dan kemudian, suasana pun terbawa kembali ke masa itu. Gak pernah gua sadari sampai saat itu tiba, bahwa ternyata gua sangat merindukan suasana itu.
Surprise terakhir hari itu, waktu Rizal bilang kalo dia bakal
stay for a really long time di Jakarta. Wow...seneng deh. Saat gua udah balik ke Jakarta ntar, ada Rizal juga (masalah cewek itu mah gak mau gua pikirin dulu ah).
So...sekali lagi, untuk Rizal dan semua Gotcha, makasi banget karena membuat wisuda ini berkesan. Dan untuk mengubah hari yang (tadinya) gua kira membosankan menjadi pantas untuk dikenang.