Sunday, June 8, 2014

A Note To Daddy : Taj Mahal


Dulu....di suatu waktu yang sudah lama berlalu...
 
"Tapi aku masih gak ngerti di mana kerennya Taj Mahal, Pi. Masih banyak mesjid yang lebih bagus dari itu." Si gadis kecil sedang belajar tentang 7 keajaiban dunia. Sang ayah menjelaskan masing-masing tenpat tersebut kepadanya sambil menunjukkan gambar. Dia sih bisa ngerti kenapa Menara Pisa ato taman gantung masuk keajaiban. Tapi Taj Mahal? Bentuknya kayak masjid biasa.

"Itu makam lho. Makam ratu Mumtaz yang dibikin sama suaminya, Shah Jahan."

"Makam yang bentuknya kayak masjid? Ehm...tetap biasa aja ah."

"Biasa? itu gede banget untuk makam, Wi. Kamu mesti liat langsung Taj Mahal buat ngerti apa kerennya. Gak keliatan sih di foto ini, tapi kalo kamu liat dari dekat baru kagum. Di dinding Taj Mahal tuh banyak ukiran bunga warna warni. Dan bunga itu bukan dilukis. Warna-warnanya tuh dari batu permata yang diukir setipis daun dan bunga. Dan tau gak kamu, batu permatanya diimpor dari 7 negara lho."

Daya khayal gadis kecil tetap belum nyampe membayangkan sekeren apa itu. "Segitu bagusnya emang, Pi?" tanyanya sangsi.

"Iya. Papi ampe dua kali lho ke Taj Mahal. Abis ke sana, besoknya balik lagi."  Sang ayah memang pernah tugas setahun ke Bombay. Dan beliau sempat keliling India waktu itu.

"Kalo udah 2x ke sana, nanti yang ke-3 mo ngapain dong, Pi?"

"Yang ketiga kali sih maunya pergi sama mami. Mau makan nasi timbel di depan Taj Mahal."

Si gadis kecil bengong. "Kok nasi timbel?"

"Tahu gak, Taj Mahal itu cara Shah Jahan nunjukkin ke istrinya kalo dia cinta. Papi juga sayang sama Mami. Tapi Papi sih gak bisa bikin yang kayak Taj Mahal buat buktiin. Jadi Papi mau ngajak mami-mu makan nasi timbel aja di depan Taj Mahal. Bahan-bahannya nanti dibawa dari 7 tempat. Tuh kan...kurang sayang apa coba, Papi. Niat banget kan bawa-bawa bahan nasi timbel ke India? Papi masak sendiri lagi," jelas sang ayah bersemangat.

"Eng...ter...terserah aja deh, Pi." Si gadis kecil speechless, masih bingung dengan cita-cita sang ayah yang absurd.

April 2013...

Ini gerbangnya Taj Mahal sih. Sadly...gak ada foto kami berdua depan Taj.
Halo, Pap. Akhirnya saya nyampe ke Taj Mahal bareng mami lho. Sayang Papi udah gak bisa ikut. Tapi Papi pasti ikutan ngelihat kan?
Dan maaf ya, Pap. Akhirnya saya gak bisa makan nasi timbel bareng mami depan Taj Mahal. Bener kata Papi, gak gampang bawa bahan-bahannya ke India. Apalagi bahannya harus dari 7 tempat. Mungkin memang cinta sebesar Papi ke Mami yang sanggup mewujudkannya.

Ya sudahlah. Mudah-mudahan kapan-kapan ada kesempatan lain ke sana ya, Pi.

Oh iya...Papi juga bener. Ukiran daun dan bunga di dinding Taj Mahal itu emang magnificent.  Maaf karena dulu sudah skeptis sama promosi Papi. :)
Terima kasih sudah memberi tahu dan kemudian meyakinkan saya bahwa Taj Mahal layak dikunjungi, Pi. Layak banget memang.

Ini lho ukiran yang dimaksud. Liat warna merahnya? Itu dari batu ruby persia. Yang hijau dari batu giok Tiongkok dan kuning dari topaz.


A Note To Dad : Cappadocia



(Many years down the road...) 

The little girl stared in awe at the picture that her dad showed her. "Wow...this hot balloon ride looks fun, dad. Can we try it?" 
"We can't right now. Coz this one is in Cappadocia. Very far from Jakarta," her dad said. 
"How far? Can we go tomorrow? Or if this place is too far, how about we took the one in Jakarta?"
"But there's no hot balloon ride in Jakarta. And if there's one, it won't be as beautiful as this one. See...there are many hot balloon like this. But the one in Cappadocia is the most beautiful. Too bad I can't take you there. It's so far and expensive." 
"Oh okay. If you said so." That little girl finally conceded. She knows her dad so well. He's the kind of father who would do everything in his power to fulfill his children's wishes. So she knew if her father said he can't take her, that means he really and truly can't.
 "Let's make a deal then. I'm gonna earn some money to take you there. But you have to keep your good grades." 
"Really? You're gonna take me there someday? And to England, Mekkah and India too?" Little girl asked excitedly.
"Sure. As long as you keep your end of the deal."
"Okay. Deal!" And they sealed that with pinky promise. 

Many years later...
She's in Cappadocia, took that hot balloon ride. Without her dad. 'Hey Dad, can you see this from up there? It is indeed beautiful. Thank you for telling me about this and give me this dream to pursue. Miss you.'