Tuesday, November 6, 2007

Hujan...

I LOVE RAIN!!!



Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket Yes, I love rain. I really do...
Makanya gua paling demen kalo udah mulai masuk bulan -ber. Di bulan september sih gak hujan, bulan oktober udah lumayan sering dan di bulan November (apalagi di Bandung) nih ...tara...hujan datang hampir tiap hari.
Bahagia deh gua.
Biasanya kalo siang dan panas, gua akan terkapar lemes di tempat tidur dengan kipas angin yang disetel maksimal. Tapi begitu masuk bulan November, saat hujan turun dengan seringnya dan mendung selalu bergelayutan di langit, gua malah akan bangkit dengan semangatnya dan jalan - jalan di luar, kadang malah tanpa payung bo!
Kelakuan gua ini suka mengandung berbagai reaksi dari orang - orang.

Ada anak kecil yang teriak - teriak "orang gila...orang gila..." sambil nunjuk gua. Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Ada orang - orang yang heran ngelihatin gua. Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Banyak yang ngetawain gua sambil nunjuk - nunjuk.
Tapi gak sedikit juga yang nawarin gua payung sambil ngomong : "Teh, payungan berdua aja. Daripada kehujanan". Untuk orang yang nice kayak gitu, biasanya gua Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket sambil nunjukkin payung gua, memberitahu dia dengan sopan kalo sebenarnya gua punya payung tapi demen aja hujan - hujanan.
Sekarang sih, orang - orang di kost gua udah biasa lihat gua hujan-hujanan dan gak ada yang memandang heran ato nawarin payung lagi.

Quote of the day :
"Rain and tears all the same. When you cry in winter time, you can pretend it's nothing but the rain. But in the sun, you've got to play the game"
-Rain and Tears-

Happy Birthday...

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket Happy Birthday To...ME!!!! Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Wah...gak terasa. Nyampe juga gua di usia 25 ini.
Sedih juga sih mengingat gua udah seperempat abad. Hahaha...bener - bener udah gak bisa dianggap remaja lagi, tapi di satu sisi gua bersyukur juga bisa menjalani hidup gua sejauh ini dengan cukup baik.

Well...gua harap ke depannya gua bisa lebih bijaksana, lebih sabar, lebih santai menghadapi masalah, lebih serius menghadapi kerjaan, bisa jadi dokter yang baik dan bisa tetap menjalin hubungan baik dengan siapa pun.
O iya, gua juga pengen someday bisa mencapai semua mimpi gua.
Thanks God, for the wonderfull life YOU gave me. Please, keep me in YOUR bless forever. Amin...

Quote of the day :
"There are only two ways to live your life. One is as though nothing is a miracle. The other is as if everything is."
-Albert Einstein-

Thursday, November 1, 2007

The Reunion

After 7 Years...



Jaman SMU dulu, gua bergaul (ceile....bahasanya...) di antara dua golongan yang bertolak belakang. Yang satu golongan "rusak", sedangkan yang satu lagi golongan "aslinya-kacau-tapi-tampak-normal". Waktu istirahat pertama, gua main sama yang golongan "rusak" dan di istirahat kedua (secara itu waktu sholat), gua selalu bareng sama mereka yang "aslinya-kacau-tapi-tampak-normal".

Dan walau pun gua akrab banget sama Stella dan selalu bilang she's one of my very very best friend tapi buat gua kedua orang itu berbeda. Selain sebagai teman sholat Dzuhur bareng, mereka juga rekanan akrab di KIR (ampe disebut Tiga Serangkai KIR), tempat curhat, tempat gua mendapatkan sedikit kewarasan di tengah kesablengan masa remaja gua dan juga (at least at that time) tempat gua benar - benar merasa bisa menjadi diri gua selain sama Gotcha.

Tapi perpisahan toh gak bisa dielakkan. Pengumuman UMPTN tiba (sekarang namanya udah jadi SPMB ya?) dan kami diterima di fakultas yang berbeda. Kami pun menjalani hidup yang berbeda. Selama ini kami hanya bertukar kabar lewat SMS. Itu pun hanya kadang - kadang. Paling waktu lebaran, waktu ada yang ulang tahun, dan yah...kalo lagi kangen.

Gak terasa, hubungan kayak gitu bertahan sampai 7 tahun.
Dan kemarin, untuk pertama kalinya kami berkumpul lagi.
Setelah bertemu langsung barulah gua sadari seberapa besar kangen gua sama mereka. Pastinya, kami sudah berbeda sekarang. Masing - masing mengalami a bittersweet life dan telah kehilangan seseorang yang disayang. Gua kehilangan Papi, SP kehilangan adiknya (whom she spoiled a lot) dan Eno (at least) kehilangan kakaknya yang dulu.

Tapi ada satu hal yang gak berbeda dari mereka.
Perasaan nyaman itu. Perasaan bahwa gua bisa menjadi diri sendiri dan mereka tetap akan menerima gua no matter what. Dan kesantaian suasana waktu itu salah satu hal yang makin jarang gua dapatkan akhir - akhir ini.
Thanks, guys. I'm so thankfull I found you and I'm really glad that we could meet again.
Mudah-mudahan aja kita bisa sering - sering ketemuan mulai sekarang dan gak musti nunggu 7 tahun lagi.

Quote of the day :
"You know...when you come again into my life and even remembering me, I couldn't believe my luck because I usually damn unfortunate."
( In Ha from All In)

The Flowers

My Secret Gardens

Gua bukan tipe orang yang senang kalo dikasi bunga, yang ada malah kalo dikasi bunga gua sering berpikir : "Nih bunga buat apaan sih? Gak bisa disimpen lama - lama."
Tapi gua senang melihat dan mengagumi keindahan bunga. Dengan kata lain gua senang nanam bunga (so daripada kasi gua bunganya, next time mending kasi gua tanamannya aja kali ya). Dari berbagai jenis bunga, ada 3 yang paling gua favoritkan. Ketiganya yaitu :

1. Teratai / Waterlily


Gua kagum sama bunga teratai. Tumbuh di lumpur aja udah merupakan suatu hal yang sulit, tapi bunga teratai malah bisa tumbuh dengan indahnya. Dia bisa menggunakan lumpur untuk berkembang lebih indah. Yang bikin gua lebih salut, biarpun tumbuh di lumpur tapi bunga teratai gak ikutan tercemar lumpur. Selain itu juga, bunga teratai bukan tipe bunga yang gampang layu. Istilah kerennya "do not crack under pressure" (bisa dipastikan, ini istilah ngaco!! ) Image hosting by Photobucket
Gua pengen jadi kayak teratai, gak gampang menyerah, bisa berkembang dalam kondisi yang sulit dan gak tercemar dengan "lumpur" aka kebusukan dunia. Duh....kayaknya sulit yaa.... Image hosting by Photobucket

2. Mawar Merah

Pada dasarnya gua suka semua jenis mawar. Tapi yang paling favorit yang warna merah. Merahnya pun yang merah darah pula.
Alasannya?
Gak ada alasan khusus. Pokoknya gua suka aja. Suka karena harumnya dan mungkin juga karena mawar diidentikkan dengan bunga anti vampire dan gua sekedar pengen membuktikan hal itu salah karena buktinya gua baik - baik aja (ngaco!!! Image hosting by Photobucket). Yah pokoknya...gua seneng sama red rose!!!



3. Bunga Matahari aka Sunflower



Bunga yang satu ini cantik dan ceria banget. Dari warnanya yang kuning mentereng aja udah kelihatan cerianya.
Tapi menurut gua bunga matahari ini adalah bunga yang gak mandiri karena selalu gak bisa tumbuh kalo gak ada matahari. Bunga ini juga gak punya pendirian ya karena dia selalu tumbuh mengikuti arah matahari. Kalo matahari bergerak ke kanan, bunga ini juga ikut ke kanan dan seterusnya (jangan bayangin kalo nih bunga bisa goyang - goyang pindah tempat lho Image hosting by Photobucket).
Walau pun pengen jadi kayak teratai, tapi gua selalu ngerasa karakter gua malah mirip sama bunga matahari dengan Papi sebagai mataharinya. Image hosting by Photobucket
Bisa dibilang, gua selalu ngikutin Papi. Beliau seorang dokter, gua juga pengen jadi dokter. Beliau senang ngutak ngatik komputer, gua juga suka. Beliau demen sama sejarah dan politik, gua juga jadi demen. Beliau benci ekonomi, gua juga benci. Bahkan sampai hal remeh seperti makanan favorit pun gua ikutin Papi. His hobbies become my hobbies, even his dreams become mine too.
Mungkin karena terlalu sering bareng sama Papi jadi gua keikut semua sifat Papi, ato mungkin juga simply karena gua emang seneng aja ikutinnya.
Tapi sekarang matahari gua udah gak ada lagi.
Pap, what should I do now? Image hosting by Photobucket

Quote of the day :
"I have to keep breathing cause tomorrow the sun will rise. Who knows what tide it could bring?"
-Cast Away-

Fly Away Sadness...Fly...

Fly Away Sadness...Fly...



Kalo sedang sangat sedih ato sangat pengen marah Image hosting by Photobucket tapi gak tahu bagaimana atau ke siapa mengekspresikannya, biasanya gua pergi ke rooftop gedung tinggi atau pun lapangan luas dengan sejumlah balon gas. Trus satu demi satu (dan terkadang sekaligus), gua akan melepaskan balon gas itu ke angkasa.Image hosting by Photobucket

Kebiasaan itu bermula dari kecil. Waktu kecil, gua tipe orang yang tertutup dan gak bisa mengekspresikan perasaan. Tiap kali sedih atau marah, biasanya gua akan diam dan menarik diri. Papi keberatan dengan sikap gua dan selalu menyuruh gua untuk lebih membuka diri, tapi mengubah sifat kan jelas gak gampang. Dan walau pun papi udah bilang kalo menahan emosi itu bisa bikin stres dan nantinya jadi depresi, gua tetap aja gak berubah. Image hosting by Photobucket

Suatu hari, saat gua sedang benar - benar sedih, Papi mengajak gua ke Karebosi (waktu itu masih tinggal di Makassar) dan sesampainya di sana Papi beli balon gas warna warni banyaaaakkk banget. Trus Papi nanya : "Wi, sekarang ini, sedih banget ya?"
Gua : *cuma ngangguk*
Papi : "Sebesar apa sedihnya? 1% ? 2%? 10? 50% ato malah 100%?
Gua : 100% itu semua kan, Pi? Kalo gitu 100%!
Papi kemudian menyodorkan balon - balon itu sambil bilang : "Ini ada 100 balon. 1 Balon sama dengan 1%. Kamu pegang tali balon ini, bayangin kesedihanmu trus salurkan perasaan sedihmu ke balon itu trus balonnya kamu lepasin. Bersamaan dengan terbangnya balon, kamu musti ngelepasin perasaan sedih itu. Sama kayak balon itu yang terbang menjauh, kesedihanmu juga bisa terbang menjauh."
Gua : "Masak sih, Pi? Beneran gitu?"Image hosting by Photobucket
Papi : "Cobain aja!" *sambil ngulurin 1 balon*
Gua pun mencobanya. Ambil 1 balon, megang talinya, me-recall perasaan itu, disalurkan ke balon kemudian balonnya dilepas.
Gua : "Gak kerasa pengaruhnya deh, Pi!"
Papi : "Baru 1 balon kan? Terusin dong..."
Dan gua pun melanjutkan dengan balon berikutnya dan berikutnya lagi. Lama kelamaan, gua merasa terhibur juga. Entah kenapa, rasanya lega aja ngeliat balon itu terbang menjauh. Mungkin filosofinya gini : the balloon that contains my sadness is now fly away so it means my sadness should fly away too.
Lagian gua rasa, gak ada deh orang yang bisa bete lama - lama kalo melihat bagusnya perpaduan antara langit biru dan balon yang berwarna warni.

Karena akhirnya gua ngerasa capek juga ngelepasin balon satu persatu (selain itu juga emang perasaan gua udah lega), maka akhirnya gua ngelepasin sisa balon itu sekaligus. Ternyata gua malah makin lega dan senang karena rasanya seperti ngelepas semua kesedihan sekaligus.

Papi yang melihat kelakuan gua tersenyum dan bertanya : "Lega kan sekarang? Lain kali, kalo kamu sedang sedih ato marah at bahkan sedang sangat bahagia, bikin aja kayak gini lagi."
"Kok kalo lagi bahagia?" tanya gua.
"Sama kayak emosi, perasaan senang juga gak boleh dipendam sendiri. Musti diungkapkan dan dibagikan ke sekitar," jawab Papi.

Kemudian, saat gua pengen meluapkan perasaan gua pun melakukan saran Papi itu. Tapi gak gampang melakukannya sering - sering berhubung masalah biaya (coba aja hitung berapa biaya untuk beli 100 balon). Waktu gua mengeluhkan hal ini, Papi bilang : "Makanya belajar mengekspresikan perasaan dong. Mengekspresikan perasaan dalam bentuk gak langsung kayak gitu aja udah menyenangkan, apalagi kalo langsung."
Karena gua ngerasa perkataan Papi ada benarnya, maka gua pun mulai belajar "berekspresi". Sekarang ini, gua cuma ngelepasin balon hanya kalo sedang pengen melepaskan emosi tapi gak tau harus ke siapa dan bagaimana.

Dan hari ini, gua kembali melakukan ritual itu. Gua pengen sekadar melepaskan beban berat yang terasa menghimpit di dada. Lumayan juga, rasanya jadi jauh lebih lega sekarang. Untuk yang belum pernah, boleh juga sekali - sekali dicoba. Sudah pasti masalah gak akan terselesaikan, gua juga gak jamin perasaan sedihnya bakal menghilang 100%, tapi gua jamin pasti bakal lebih lega
Image hosting by Photobucket Makasi, Pi. Untuk mengajarkan hal yang sangat berguna ini. I really really love you Image hosting by Photobucket.
Please, be happy up there.Image hosting by Photobucket

Quote of the day :
"I used to come up here by myself and just...drift. Not part of the earth, not part of the stars, not knowing where I really fit in...until I met you." (Clark Kent to Lois Lane)