Sunday, November 30, 2008

FunTwo

Pernah dengar nama FunTwo?
(Klo gak pernah sih kasian amat ya. Hari gini gak tau funTwo? :p).

Nama asli FunTwo adalah Lim Jeon Hyung, seorang pemuda kutu buku berumur 24 tahun dari Korea.

Awalnya FunTwo secara iseng mengupload video dia yang sedang memainkan Canon dengan gitar di youtube. Gak disangka, video itu mendapat respon yang sangat antusias, yang saat ini mencapai lebih dari 100 juta view bila digabung semua video videonya (dan pastinya angka ini akan terus bertambah).

Akhirnya FunTwo ini mendapatkan penghargaan dari youtube, dan menjadi artis tetap youtube! Dan bahkan sekarang ini, FunTwo telah mengadakan konser ataupun menjadi pembuka konser dimana -mana. Pastinya sih...si FunTwo sekarang udah bukan kutu buku lagi ya ;).

Btw sebenarnya ada beberapa juga yg terkenal gara - gara youtube ini dan juga membawakan Canon versi mereka masing-masing :)
Diantaranya adalah JerryC dan Mattrach. Tapi favorit saya tetap FunTwo.
Classic has been so fun with his guitar ;)

Penasaran liat video yang bikin dia terkenal itu?
Then...enjoy this :D



PS : Klo mo tau lebih lanjut tentang FunTwo, mending ke websitenya dia : http://www.funtwo.us

Friday, October 10, 2008

Dance With My Father

lIt's october again.
Mau gak mau, setiap kali oktober datang, saya akan merasa bittersweet.
Sweet karena saya bersyukur masih bernafas dan bertahan sampai saat ini.
Bitter karena di bulan ini 4 tahun yang lalu, saya kehilangan pria yang paling saya sayang.

Ah...4 tahun sudah berlalu, masih saja terasa ada kekosongan di hati ini. Masih saja air mata terbit tiap kali mengenang beliau.
Sometimes saya berpikir, mungkin dulu itu harusnya saya nangis aja ya. Yang kencang dan deras sekalian. So now I won't weep anymore.
Would it be possible?

Bahkan sampai sekarang pun saya masih menangis mendengar lagu Luther Vandross yang berjudul "Dance With My Father" karena lagu ini "Papi" banget, "kita" banget deh.

Back when I was a child
Before life removed all the innocence
My father would lift me high
And dance with my mother and me and then
Spin me around till I fell asleep
Then up the stairs he would carry me
And I knew for sure I was loved

Do you remember those times, Pi?
Waktu itu I'i masih kecil dan papi terasa begitu tinggi. I'i biasa naik ke atas kaki Papi dan Papi akan sedikit menunduk supaya tinggi kita hampir sejajar (^o^).
Dan kemudian kita akan berdansa diiringi lagu "Bridge Over Trouble Water". Jatah kita hanya 1 lagu itu saja, Pi. Karena Risma dan Mami sudah menunggu giliran di lagu berikutnya.
Sayangnya, seiring dengan pertambahan umur dan (terutama) bobot tubuh, tradisi ini pun berkurang. Photobucket

If I could get another chance
Another walk, another dance with him
I’d play a song that would never, ever end
How I’d love, love, love to dance with my father again

I always wonder, what song would that be, Pi? Photobucket

Ooh, ooh
When I and my mother would disagree
To get my way I would run from her to him
He’d make me laugh just to comfort me, yeah, yeah
Then finally make me do just what my mama said

Photobucket
Ini "Papi banget".
Sampai sekarang, I'i belum tahu sepenuhnya bagaimana cara Papi bisa membujuk kita untuk mengikuti keinginan Mami. Suddenly, kami mendapati bahwa kami sudah melakukan sesuai dengan yang diinginkan Mami. Bagusnya, Mami jadi bisa dibujuk untuk mengikuti keinginan Mami.
Disitulah kami belajar teknik "Mengalah untuk Menang". Walo kata Papi, itu yang namanya "win win solution". (errr.....sebenarnya gak ada bedanya kan, Pi?) Photobucket

Later that night when I was asleep
He left a dollar under my sheet
Never dreamed that he
Would be gone from me

Photobucket
Di samping "a dollar", ada hiburan lain berupa novel ato komik baru kan, Pi?
Ah...saat itu, I'i juga gak pernah bermimpi Papi akan pergi. Semua kenangan bersama Papi memang manis dan menyenangkan. Tapi sekaligus juga pahit untuk dikenang, Pi.

Sometimes I’d listen outside her door
And I’d hear her, mama cryin’ for him
I pray for her even more than me
I pray for her even more than me

Banyak kali Pi, I'i cuma bisa menangis bersamanya dalam diam. Photobucket

I know I’m prayin’ for much too much
But could You send back the only man she loved
I know You don’t do it usually
But Lord, she’s dyin’ to dance with my father again
Every night I fall asleep
And this is all I ever dream

Ah Papi, masih begitu dikenang dan dirindukan oleh kami.
Katanya sih, kita gak boleh terus mengenang mereka yang sudah "pergi" dari hidup kita. Karena katanya, itu berarti kita gak ikhlas. Dan kalo kita gak ikhlas, mereka gak akan tenang di alam sana.
Photobucket
Tapi I'i gak ngerti, bagaimana caranya kita gak mengenang orang yang kita sayangi?
Dan kata siapa dengan mengenangnya terus, berarti kita gak ikhlas?
Saya sudah bisa mengikhlaskan kepergian Papi kok.
Karena saya selalu berdoa kepada Allah SWT untuk diberikan yang terbaik kepada saya dan orang - orang di sekitar saya.
Karenanya saya percaya, kepergian Papi adalah yang terbaik untuk semuanya termasuk untuk Papi.
Begitu kan, Pi?
Photobucket

Thursday, September 18, 2008

A husband wakes up at home with a huge hangover.

He forces himself to open his eyes, and the first thing he sees is a couple of aspirins and a glass of water on the side table.

He sits down and sees his clothing in front of him, all clean and pressed. He looks around the room and sees that it is in perfect order, spotless, clean. So is the rest of the house.

He takes the aspirins and notices a note on the table. "Honey, breakfast is on the table, I left early to go grocery shopping. Love You!"


Totally shocked with the note , he goes to the kitchen and sure enough there is a hot breakfast and the morning newspaper.

His son is also at the table, eating. He asks, "Son, what happened last night?"

His son says, "Well, you came home around 3 AM, drunk and delirious.

Broke some crockery, puked in the hall, and gave yourself a black eye when you stumbled into the door". Confused, the man asks, "So, why is everything in order and so clean, and breakfast is on the table waiting for me? I should expect a big quarrel with her!"

His son replies, "Oh, that! Mom dragged you to the bedroom, and when she tried to take your clothes n shoes off, you said, "LADY LEAVE ME ALONE! I'M MARRIED!"

Moral : Self-induced hangover - $ 400.00
Broken crockery - $ 800.00
Breakfast - $ 10.00
Saying the Right Thing While Drunk – "PRICELESS "


Hehehe....gua suka sama cerita ini.
Ceritanya diambil dari sini

Tuesday, June 10, 2008

Besok Nanti

Besok, Nanti...

Saya, 5 tahun lagi
• Menjadi dokter yang lebih baik dari hari ini
• Menerima takdir-Nya dengan berlapang dada dan berbaikan dengan-Nya
• Dan dengan diri sendiri
• Sedang giat-giatnya sekolah (lagi)
• Punya uang untuk DP rumah dan mobil sendiri
• Memulai dekade ke 3 hidup saya
• Adalah orang dengan kemampuan komunikasi yang memadai
• Berbagi hati dengan pasangan hidup


Saya, 3 tahun lagi
• Berada dalam krisis wanita paruh waktu
• Punya pemikiran dan rencana yang lebih mantap
• Sudah mencicipi asam garam kehidupan di pulau selain Jawa
• Dan asam garam karir

Saya, akhir tahun ini
• Di persimpangan jalan hidup dan jalan hati
• Mencicipi rasanya mencari uang sendiri
• Mulai bergerak keluar dari zona nyaman
• Menjejakkan langkah pertama untuk mengejar mimpi
• Dan menyelesaikan segala "utang" lama
• Adalah orang dengan kemampuan komunikasi yang buruk

Saya, besok
• Bekerja, bekerja, bekerja
• Enggan meninggalkan zona nyaman
• Akan terus berjalan dalam ketidak pastian ini
• Mulai menata sebagian hidup saya
• Si pejuang takdir
• Sambil mencoba menjalani hari dengan senyum

Graduation

So if we get the big jobs
And we make the big money
When we look back now
Will our jokes still be funny?
Vitamin C - Graduation

Seorang teman pernah bertanya : "Wi, gua tahu jadi dokter tuh cita - cita loe dari kecil tapi sebenarnya seberapa suka loe di jurusan ini? Pernah gak tergoda untuk pindah jurusan?". Tanpa disadari teman gua, pertanyaan itu datang tepat disaat keoptimisan gua untuk terus kuliah di FK sedang turun.


Untuk menjawab pertanyaan temen gua, let's go back to a long time ago. Saat gua baru lulus SMU dan masa depan rasanya begitu luas tak terkira. Waktu itu, gua mengikuti program beasiswa dari kedubes Jepang yang bernama Monbusho.Beasiswa ini menggiurkan banget karena selain seluruh biaya pendidikan ditanggung, kita juga dikasi uang saku. Beasiswa ini terdiri dari 3 seleksi. Seleksi pertama dilihat dari nilai raport. Rata - rata nilai raport dari kelas 1-3 minimal 8. Dan juga 8 untuk mata pelajaran yang diminati (misal gua niat masuk FK, ya rata - rata Biologi gua harus 8).Seleksi kedua tes tertulis dan seleksi terakhir wawancara. Gua mendaftar di 2 jurusan : Teknik Kimia dan Kedokteran. Gua lulus sampai seleksi kedua di Teknik Kimia tapi bahkan gak lulus seleksi pertama di Kedokteran.
Masalah timbul saat seleksi ke 3 (wawancara). Saat itu, gua udah lulus UMPTN dan keterima di FK Unpad. Kemudian dimulailah kesibukan proses pendaftaran di Unpad, bikin KTM, cari kost di Jatinangor, persiapan ospek dan kemudian ada wawancara untuk mahasiswa baru. Masalahnya tanggal wawancara untuk Monbusho bersamaan dengan tanggal wawancara di Unpad. Saat itu, gua gak tahu wawancara di Unpad gunanya untuk apa dan seberapa pentingnya. Gua tahu sih gua udah keterima dan gak mungkin gua dikeluarkan lagi cuma karena gak datang wawancara. But still...gua gak tahu seberapa penting gunanya wawancara itu (well...ternyata sama sekali gak penting memang). So saat itu gua memutuskan ikut wawancara di Unpad dan melepaskan Monbusho.


Keputusan gua ini jelas gak disetujui oleh teman - teman dan keluarga gua. Mereka bilang sayang banget gua gak mencoba. Memang sih ikut wawancara gak menjamin gua dapat Monbusho, tapi seenggaknya ada kesempatan untuk itu (walo tipis :hehe). Gua tetap gak merubah keputusan gua karena gua sadar kalo pun ada keajaiban dan gua keterima Monbusho, gua toh tetap gak akan mengambil beasiswa itu karena bidangnya Teknik Kimia dan bukannya Kedokteran. Sampai sekarang pun gua gak pernah menyesalkan keputusan gua saat itu. Ada sih satu dua kali saat gua bener - bener ngerasa desperate, tapi kapan pun gua ngerasa pengen mundur gua teringat lagi saat itu dan gua pun akan kembali bersemangat.


Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketHari ini, gua sangat bersyukur gua gak pernah mundur. Karena hari ini akhirnya gua diwisuda dan resmi sudah gua menyandang gelar dokter. Sudah pasti, hal ini gak terlepas dari perlindungan Allah SWT (Terima kasih ya Allah karena memberiku kesempatan ini dan selalu melindungi jalanku hingga saat ini). Selain rahmat dari Allah SWT, gua juga menerima banyak bantuan berupa doa maupun semangat dari (amat sangat) banyak orang. So here they are :

1. Keluarga besar Andi Beso Manggabarani dan keluarga besar Mapata.
Para om, tante dan sepupu - sepupu yang selalu menyemangati dan (lebih sering) mengajak hura - hura hingga perhatian gua terdistraksi ;D. Terutama pada kak Inra(si pelindung segala kebandelan gua. Thanks Kak In, berkat dikau gua banyak terhindar dari hukuman yang semestinya gua terima), Risma (yep, those saying are right. Having a sister is like having a life time friend!) dan Dimas (si "kecil" dalam keluarga yang selamanya akan selalu jadi si "kecil" kami). Makasih banget ya semuanya.Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

2. Gotcha
(Kris, Nata, Beni, Tuwid, Hans, Ithine, Adhi, Retha, Rizal) yang selalu mendampingi dan menemani mulai sejak sebelum masuk kuliah hingga saat ini. Kalian benar - benar mengisi hidup gua dengan berbagai kenangan. Ada yang pahit tentu saja tapi lebih banyak kenangan manisnya. Apa pun itu, saat ini semuanya sudah melebur menjadi satu warna kebahagiaan :). Special thanks untuk Rizal yang memberi satu warna khusus. Makasi banget ya, Zal. Dukungan, bantuan, semangat maupun segala ledekan loe :hehe benar - benar helped me a lot. Loe selalu ada dalam setiap moment yang terjadi di hidup gua. When I'm down, you could always raise me up. You raise me up so I can stand on mountain. I am strong when I am on your shoulder. Really love you :). Dan untuk Adhi, sosok loe selalu jadi penyemangat. Loe ada dan akan selalu ada dalam hati dan kenangan kami semua.

3. Teman - teman kuliah angkatan 2000 terutama banget untuk Mala, Inggar, Anna, Oline. Terima kasih telah sangat banyak membantu dalam hal moril maupun subsidi bahan - bahan kuliah. Oline & Anna, finally I'm here. Mal, thanks banget ya. Nih orang yang freaknya sama kayak gua deh. You're my partner in crime, Mal. ;) Gar, hehehe...makasih banget ya pren. Cara berpikir loe yang unik membuat gua suka merenungkan lagi cara hidup gua. Ngeliat loe kadang membuat gua melihat diri gua sendiri yang ditampilkan dengan kemasan dan rasa yang berbeda. (Lho?? Maksudnya apa coba? ;D) dan juga teman kuliah angkatan 2001 yang sudah menerima gua dalam dunia koass.

4. Kelompok koass tercinta : Uban, Edwin, Hana, Nia, Uci, Niken, Icot, Aji, specialnya untuk Arnaz (my long lost cousin. I'm so glad we've met. Thanks karena telah mempercayai gua sebagai tempat curhat. Sometimes I think, beberapa curhatan loe tuh terlalu private untuk dibagi dengan orang lain. Tapi loe tetap membaginya dengan gua, dan untuk itu gua merasa berterima kasih); Noven karena mau menjadi "adik" yang rela dimintain tolong anytime anywhere anything, terima kasih juga karena mau meladeni segala omongan ngawur gua, kayaknya gua gak bakal ketemu orang sesableng loe lagi deh; Malar -- my partner in crime, sampai kapan pun gua gak pernah lupa kelakuan kita di Neuro dan Radio. Thanks ya karena udah menemani gua menjalani masa koass, karena udah bersedia jadi tempat konsul pasien mau pun konsul hati (aka curhat). And many thanks for just being there in any conditions.Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

5. Teman - teman kelompok magang : NQ, Wio, Uci dan Bang Merv.
Terima kasih udah menemani dalam 5 bulan terakhir masa pendidikan gua sebagai dokter. Di antara kita pernah terjadi perselisihan, pertengkaran bahkan hingga menjadi perang dingin. Tapi saat menghadapi masalah, kita hadapi bersama dan saat tertawa kita tertawa bersama. I believe that's how the real friendship is.

6. Semua dosen mulai dari semester 1 dulu hingga yang di tempat magang. Terutama untuk para preseptor di tiap bagian aka dosen wali. :hmmm: Ayo kita liat apakah gua masih bisa menyebut nama mereka semua dengan lengkap :
a. dr. Heni Djuhaeni M.Kes dari bagian Public Health
b. dr. Budi Handono SpOG dari bagian kebidanan
c. dr. Yayat Ruchiyat SpB-KBD dari bagian bedah digestiv, beserta dr. Yoyos SpOT, dr. Achmad Adam SpBS, dr. Warsita SpB, dr. Atang SpB, dr. Ferry SpUro, dr. Maman SpBOnk, dr. Lisa SpBP, dr. Rachim SpBTKV, Prof. Hendro SpBV
d. dr. Bambang Purwanto SpTHT-KL dari bagian THT
e. drg. Grita Sudjana M.Kes dari bagian Gigidan Mulut
f. dr. Sugihartina SpM dari bagian mata (Ngaku deh, susah banget mengingat nama nih Ibu secara koass mata adalah koass yang paling gak enak)
g. dr. Syarif Hidayat SpPD dan dr. Erwan Martanto SpPD, SpJP dari bagian penyakit dalam
h. dr. Myrna Soepriadi SpA dan dr. Sri SpA dari bagian anak
i. dr. Henni Anggraeni SpS(K) dari bagian Neurologi
j. dr. Istiqomah SpKJ dari bagian kedokteran jiwa
k. dr. Norman Heriyadi SpF dari bagian forensik (kebanggaan Unpad nih. Salah satu dosen yang paling sering masuk tv)
l. dr. Mukadji Seno SpRad-Onk dari bagian Radiologi
m. dr. Oki Suwarsa SpKK dari bagian kulit kelamin
n. dr. Suwarman SpAn dari bagian Anestesi.

Lalu preseptor magang :
a. dr. Jeffrey P SpA yang pendidik sejati sekaligus "babeh" untuk kami, dr. Hasan Basri SpA dan dr, Hidayat Gunawan SpA beserta seluruh perawat di Ruang Tanjung, bagian Ilmu Kesehatan Anak RS Syamsudin Sukabumi
b. dr. Ismu SpOG dan dr. Indra SpOG beserta seluruh bidan (terutama untuk Bu Ani, Teh Susi dan Mbak E, maafkan klo banyak salah ya) di Ruang Mawar, bagian kebidanan RS Syamsuddin, Sukabumi.
c. dr. Mulja Munadjat beserta seluruh staf puskesmas DTP Ciparay (terutama untuk Pak Asep dan Bu Wiwih serta Pak Mumuh yang sudah banyak membantu dalam hal pengambilan data). Gua gak bakal pernah lupain Puskesmas ciparay karena disanalah untuk pertama kalinya gua menangani partus seorang diri. Tanpa ditemani bidan atau pun senior yang sudah lebih berpengalaman. Hanya ada gua, ibu yang akan melahirkan dan Allah SWT. Mana alatnya baru mo disterilkan dulu lagi Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket.
d. dr. Danny GS SpB beserta seluruh staf OK dan UGD RS Sartika Asih
e. dr. Iskandar SpPD beserta seluruh perawat di RS Salamun (terutama untuk Bu Pipih dan Teh Nenden. Makasi ya selalu mau nemenin jaga).

7. Semua rekan koass, para perawat RSHS beserta bidan - bidan para cleaning service, satpam dan segenap karyawan RS Hasan Sadikin maupun RS jejaring.

8. Teman - teman yang akan terlalu banyak kalau mau disebutkan satu persatu (you know who you are)

9. Tak lupa kepada para pasien, guru saya yang sebenarnya. Tanpa mereka, tak akan pernah ada dokter yang pandai.

10. Last but the most important ones : My Parents
a. untuk Papi (dr. Syafruddin SpA), orang pertama yang memberi impian ini. Yang telah memberikan banyak hal : cinta, kesabaran, persahabatan, dan dukungan. Orang yang selalu mendukung dalam setiap jejak langkahku. You're the best dad a daughter could ask for. I could never thankfull enough to Allah SWT because He gave you as my dad. Please, be happy up there.Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

b. Untuk Mami (Rita S), sahabat sekaligus ibu. Rasanya gak semua anak bisa seberuntung itu mendapatkan seorang sahabat dan ibu dalam 1 orang. Terima kasih untuk semua dukunga, pengertian dan (terutama) kesabaran dalam menghadapi anakmu yang agak "aneh" ini. Walau pun Dewi jarang bilang, tapi mami pasti tahu kalo Dewi sayang banget sama Mami.Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Dan untuk semua orang yang pernah meninggalkan jejak dalam hidup gua. Makasi banget ya. All of you are a God sends to me. This is not an end to my dream, it's just a beginning of my journey to living in my dream. Keep support me always.Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

PS :
Karena Dimas lagi dirawat dan mami nungguin Dimas, so gua gak berharap ada yang datang ke wisuda gua. Toh bukan cuma gua wisudawan yang gak didampingi orang tua. Memang udah tradisi di FK Unpad, wisuda itu gak diwaro. Yang lebih penting tuh acara sumpah dokter. Jadi di hari wisuda kemarin, gua datang bersama Noven doang.

Acara wisudanya sendiri cukup oke. Ringkas, padat dan mengharukan. Udah gitu, ternyata panitia menyiapkan kejuta tersendiri. Saat rektor dan para anggota senat meninggalkan ruangan, tiba - tiba lampu ruangan digelapkan, bersamaan dengan itu ratusan lampu laser warna warni ditembakan dalam ruangan, lalu disertai keluar ribuan gelembung sabun dan asap dalam gedung. Udah kayak ulang tahun Jakarta deh. Jelas haram namanya menyia-nyakan dekorasi yang cantik gitu. So...kita semua langsung norak foto-fotoan. Untuk 350 ribu, acara wisuda ini oke klo gua bilang.
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Tapi ternyata untuk gua ada surprise sendiri. Karena tepat di pintu keluar aula Graha Sanusi, berdiri Rizal dengan jas lengkap, bawa bunga Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket dan merentangkan kedua tangannya lebar -lebar disertai senyuman dan bilang : "Congratz, Wi!" Hehehe...gak tau kenapa, gua ngerasa senang banget. Sebenarnya gua gak berharap ada yang memberi gua selamat atau pun pelukan di hari ini (toh udah waktu Sumpah Dokter kemarin). Tapi ternyata saat gua beneran mendapatkan ucapan dan pelukan itu, rasanya menyenangkan juga ya. Apalagi dari Rizal yang benar - benar tidak diduga kehadirannya.

Dan ternyata surprise itu gak berhenti sampai di situ saja.
Untuk merayakan, Rizal ngajak gua makan ke The View malam harinya. Dan pas nyampe sana, ternyata semua anak Gotcha udah berada di sana. Gua bener - bener seneeeeennnggg banget. What a really nice surprise. Kayaknya ini yang pertama kita berkumpul lengkap dalam suasana gembira setelah Adhi meninggal dulu. Untuk sesaat, waktu rasanya melipat bagai akordeon, dan saat ini bersatu dengan satu waktu di masa lalu, di saat kami semua masih utuh. Dan kemudian, suasana pun terbawa kembali ke masa itu. Gak pernah gua sadari sampai saat itu tiba, bahwa ternyata gua sangat merindukan suasana itu.

Surprise terakhir hari itu, waktu Rizal bilang kalo dia bakal stay for a really long time di Jakarta. Wow...seneng deh. Saat gua udah balik ke Jakarta ntar, ada Rizal juga (masalah cewek itu mah gak mau gua pikirin dulu ah).
So...sekali lagi, untuk Rizal dan semua Gotcha, makasi banget karena membuat wisuda ini berkesan. Dan untuk mengubah hari yang (tadinya) gua kira membosankan menjadi pantas untuk dikenang.
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Saturday, April 26, 2008

Kasus Ujian Nasional

Ketika Pensil Anak-anak Itu Tidak Bergerak...

Sabtu, 26 April 2008 | 02:08 WIB

Oleh Andy Riza Hidayat

Kelengangan Jalan Galang, Lubuk Pakam, pecah. Rabu (23/4) pukul 13.30 ledakan keras dari pucuk senapan menyalak di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Lubuk Pakam, Deli Serdang. Sekelompok orang berpakaian sipil, tetapi bersenjata, membuka paksa sebuah ruangan di sana.

Para pendobrak pintu itu ternyata anggota Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Sumut).

Guru yang ada di dalam ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Bimbingan Konseling (BK) kaget.

G Sianturi, guru bidang studi Ekonomi, hanya diam. Dia tak menduga ada petugas berpakaian sipil merangsek masuk ruangan. Petugas memergoki para guru membetulkan lembar jawaban siswa peserta ujian nasional (UN).

Tanpa banyak kata, mereka menyita 284 lembar jawaban siswa, pensil, penggaris, dan peruncing pensil. Para guru gemetar, sebagian menangis.

Tiga hari sudah berlalu, tetapi Sianturi mengaku masih shock. Dia mengatakan hanya ingin membantu siswa yang kesulitan mengerjakan soal Bahasa Inggris. Diakuinya semua direncanakan para guru. Pada saat para siswa terlihat tidak bisa mengerjakan soal, guru-guru akan membantu membetulkan jawaban. ”Kami terpaksa,” katanya.

Bahasa Inggris adalah mata ujian pertama yang dijadwalkan pukul 08.00-10.00 hari itu. Begitu soal dan lembar jawaban terkumpul, empat guru Bahasa Inggris membuat kunci jawaban dan 16 guru kemudian ”ngebut” membetulkan ulang lembar jawaban 284 siswa di ruang UKS dan BK tadi. Sementara itu, siswa meneruskan mata ujian kedua: Kimia (untuk siswa jurusan IPA), Geografi (jurusan IPS), dan Sastra Indonesia (jurusan Bahasa).

Sianturi menuturkan, guru terpaksa membantu karena kasihan siswa tak mampu mengerjakan ujian Bahasa Inggris. Mereka sudah memprediksi anak didiknya akan mengalami kesulitan meski sebelum UN, siswa sudah menjalani uji coba soal ujian dua kali. Hasil uji coba memang mengkhawatirkan. Itulah mengapa muncul ide untuk membantu siswa. Sayangnya, cara mereka justru mengubur makna pendidikan itu sendiri.

Para guru sadar, pilihan mereka merupakan tindakan keliru. ”Kami sudah mengajarinya tiga tahun. Kalau mereka gagal UN, kasihan orangtuanya, kan,” katanya. Ia menyesal, tetapi nasi sudah menjadi bubur.

Meski enggan bicara, Kepala SMAN 2 Lubuk Pakam Ramlan Lubis mengakui kejadian itu. ”Kasihan siswa. Saat mengerjakan soal Bahasa Inggris, kami lihat pensil anak-anak itu tak bergerak, tanda tak bisa mengerjakan,” kata Ramlan dengan wajah menunduk. Wajah itu kusut, tetapi hampa.

Ramlan menggerutu pemerintah terlalu memaksakan UN. Baginya, penyamaan soal UN sangat tidak adil. ”Bagi anak Jakarta, soal Bahasa Inggris itu mungkin mudah. Namun, bagi siswa kami, soal UN sangat sulit. UN ini terlalu dipaksakan sehingga kami pun terpaksa membantu siswa,” ujarnya.

Argumen Ramlan ini mungkin benar menyangkut kesenjangan kualitas pendidikan antardaerah. Ramlan dan para guru hanya tidak sampai hati saja melihat siswa mereka gagal. ”Karena sebagian besar orangtua mereka itu buruh tani dan buruh kebun,” katanya.

Kini wajahnya tambah keruh. Dua malam terakhir dia kurang istirahat. Rabu siang lalu dia harus menjalani pemeriksaan polisi bersama 16 guru lain sampai Kamis dini hari. Kini mereka berstatus tersangka pelanggar Pasal 263 (perihal pemalsuan surat) KUHP dengan ancaman hukuman paling lama 6 tahun penjara. Mereka wajib lapor kepada polisi dua kali seminggu.

Ramlan ingin semua pihak memahami peristiwa di sekolahnya. Namun, ia tak melanjutkan perkataannya. Dia buru-buru meninggalkan sekolah saat sejumlah wartawan ingin meminta penjelasan lagi. Ia mengakhiri pembicaraan dan pulang.

Para guru kemarin duduk-duduk di lorong sekolah. Satu per satu meninggalkan tempat duduk setelah tahu yang datang adalah wartawan. Di beberapa ruang, sejumlah siswa berbincang. Sebagian ikut ekstrakurikuler. Saat didekati, mereka membalikkan badan.

Sejak peristiwa Rabu lalu, tak banyak informasi keluar dari sekolah. Suasana sekolah itu kini jadi beku karena kekeliruan. Bangku-bangku dan lorong sekolah terasa senyap. Di salah satu meja guru bertumpuk koran-koran berisi berita penggerebekan para guru dan kecurangan sekolah itu.

Akan tetapi, praktik kecurangan UN di Sumut tak cuma terjadi di SMAN 2 Lubuk Pakam. Kecurangan juga terjadi di enam daerah lain di 24 SMA sederajat, yaitu di Medan, Humbang Hasundutan, Pematang Siantar, Simalungun, Toba Samosir, dan Binjai. Kecurangan di enam daerah itu masih sebatas laporan Komunitas Air Mata Guru (KAMG), belum termasuk kejadian lain seperti di SMAN 2 Lubuk Pakam.

Tahun lalu, KAMG melaporkan kecurangan serupa di sejumlah daerah di Sumut. Praktik kecurangan terbukti direncanakan demi nama baik sekolah dan daerah. Yang mengherankan, proses hukum bagi para pelaku kecurangan UN ternyata tak benar-benar ditegakkan. Setahun kemudian kasus serupa terulang.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Deli Serdang Ajun Komisaris Polisi Ruruh Wicaksono mengatakan, penggerebekan dilakukan berkat informasi awal datang dari seseorang.

Kedatangan satuan Densus 88 ke sekolah mendapat reaksi keras dari Wagino, orangtua murid dan kebetulan Ketua Komite Sekolah SMAN 2 Lubuk Pakam. ”Saya menyayangkan polisi. Tindakan mereka berlebihan. Apalagi ada letusan senjata,” ujarnya.

Wagino juga kesal dan kecewa pada sekolah itu. ”Namun, itu bukan tanpa sebab. Semua terjadi karena UN dipaksakan digelar di seluruh Indonesia. Bagaimana bisa fair, kualitas guru beda, fasilitas sekolah berbeda. Anak-anak kami harus menghadapi soal yang sama dengan soal siswa di Jakarta,” katanya.

source : Kompas

================================================================

Satu bulan yang lalu, waktu adik gua cerita kalo gurunya nyuruh dia ngasi contekan ke teman - teman sekelasnya lewat sms waktu Ujian Nasional nanti. Bahkan dijanjikan adik gua bakal dilindungi dari guru pengawasnya. Gua yang denger ceritanya langsung berasa sebel dan ilfeel abis sama gurunya. "Idih, guru macam apa itu? Kok gak mendidik banget? Kok merusak mental bangsa banget?" begitu yang ada di pikiran gua waktu itu. Sebagai kakak, reaksi pertama gua adalah pengen datangin tuh guru dan protes atas omongannya. Enak aja. Capek - capek adik gua belajar, nyokap gua yang bayarin biaya lesnya dan ngerelain waktu demi nemenin adik gua belajar, eh nih guru mau enaknya aja. Tapi adik gua gak setuju dengan usul itu dan berjanji untuk gak ikutin maunya si guru. Caranya? Simple. Gak usah bawa hp aja. Kan beres!

Dan bener aja. Pas hari ujian, adik gua sengaja gak bawa hp. Si guru yang mengetahui tingkah adik gua kontan melengos sebal waktu adik gua lewat (amit - amit deh tuh orang!!!). Tapi ternyata cerita gak berhenti sampai disitu. Menurut cerita adik gua, kunci jawaban ujian beredar (entah bener ato gak tuh kunci jawaban). Gak jelas juga sih sumber kunci jawaban dari siapa. Entah temen, guru ato bahkan si penjaga sekolah, dan menurut adik gua sih (yang yakin jawabannya bener), kunci jawabannya banyak banget yang beda sama jawaban dia. Dan gua berpikir : "Kok bobrok banget sih sistem pendidikan jaman sekarang? Apa demi kelulusan jadi rela berbuat apa aja? Apa bangganya lulus dengan cara gitu?"

Tapi pas baca berita di atas, gua jadi kasihan juga sama para guru itu. Sebobrok - bobroknya mental para guru itu, sekacau - kacaunya kelakuan mereka, gua gak pengen mereka dipenjara ato apa lah. Soalnya gaji guru berapa sih? Walau pun mereka curang membantu muridnya dan berakibat para murid lulus 100% , gaji mereka gak akan naik drastis kok.

Di balik segala kelakuan gua yang suka isengin guru waktu sekolah dulu, gua masih sangat berterima kasih ke para guru itu. Dan gua juga selalu salut sama mereka karena mereka lah pahlawan tanpa tanda jasa yang sebenar - benarnya. Guru itu hebat lho. Mereka menghadapi kebandelan para murid, musti mengajar dan juga mendidik, tapi dengan gaji yang minim. Semua orang hebat di negara kita ini adalah hasil didikan guru, tapi gua yakin gak ada di antara mereka yang bakal bikin monumen khusus untuk mengenang guru - guru mereka.

Jadi inget, gua terharu banget waktu reuni SD kemarin. Di saat kami, para mantan muridnya, sudah banyak yang sukses, beberapa di antara kami malah sudah menyetir mobil sendiri, para guru kami masih datang ke tempat reuni dengan naik angkot atau motor.

So untuk para pembesar di atas, seandainya tulisan ini bisa terdengar, tolong pertimbangkan lagi nasib guru - guru itu. Dihukum sih boleh aja, tapi janganlah sampai membuat mereka kehilangan mata pencarian. Percaya deh, gak ada untungnya bagi negara ini klo guru - guru memutuskan untuk memboikot dan di masa depannya gak ada orang yang mau jadi guru.



Saturday, March 22, 2008

My Big Family


My Big Family

Gua berasal dari keluarga besar dan sampai sekarang, gua selalu bangga dengan keluarga gua.
Oke, gua tahu klo keluarga bukanlah satu - satunya keluarga besar yang ada. Gua juga tahu klo masih ada keluarga lain yang juga kompak, tapi tetap aja gua selalu bangga dan sayang banget dengan keluarga besar gua.

Mungkin karena orang tua kami juga akrab dan sayang banget satu sama lain, maka dari kecil kami semua sudah dididik untuk akrab dan saling sayang layaknya saudara kandung. Jadi gak kerasa adanya batas antara saudara kandung dan saudara sepupu.
Para om dan tante berhak marahin gua bersaudara sama kayak orang tua gua marahin gua. Dan mereka juga bakal manjain gua sama kayak orang tua gua manjain gua. Hal ini berlaku bagi semuanya. Karena itu gua selalu ngerasa klo keluarga gua bukan cuma 6 orang, tapi banyak banget.