Tuesday, April 26, 2011

Not A Masochist


(gambar dipinjem dari sini)

Akhir-akhir ini, semua berita atau infotainment di tv, majalah dan koran fokus membahas 1 hal : Royal Wedding.

Dan saya tahu, banyak juga pemirsa yang dengan setia mengikuti semua perkembangan detail dari Royal Wedding. Hal - hal seperti : model cincin tunangan sang putri, jenis bunga yang dipakai di resepsi, siapa saja undangannya, serta yang paling bikin penasaran : princess’ wedding gown.

Lalu ada dimanakah saya? Apakah saya termasuk yang ada di depan tv dan rajin menyimak semua berita itu?
Oho…jelas TIDAK!!!
Saya menolak mengikuti semua berita itu. Satu-satunya yang saya tahu tentang Royal Wed hanyalah nama bride-nya Kate Middleton.

Kenapa saya begitu? Apa karena saya benci dengan Royal Couple itu?
Enggak lah.

Lebih tepatnya saya gak tahan melihat mimpi masa kecil saya berakhir (LOL).

Saya yakin, semua gadis kecil yang umurnya sepantaran saya (dan dalam rentang 3 tahun diatas ato dibawah) pernah bermimpi jadi Princess aka Putri. Dan dalam masa kecil kami, Pangeran di dunia nyata yang mendapat banyak sorotan kala itu hanyalah Pangeran William.

Gak heran, Prince William pun menjadi “the object of my dream”. Saya juga yakin, semua ABG cewek sepantaran saya pernah minimal 1x menambahkan nama belakangnya dengan kata ‘Windsor’ dan berkhayal jadi Princess-nya si William ini.

Semakin dewasa, tentu khayalan saya pun semakin realistis. Prince William menjadi tak lebih dari khayalan kanak-kanak. Tapi biar begitu, saya gak bisa mematikan khayalan kekanakan itu. Biar saja konyol, biar saja bodoh. Toh Prince William masih single dan artinya masih ada harapan biar pun cuma 0, 00000000000000000000000000001%.
Bukan berarti khayalan itu akan pernah jadi kenyataan sih.
Tapi selama masih ada harapan, hidup akan selalu menarik kan? Masih ada khayalan yang bisa dirancang, masih ada doa yang bisa dipanjatkan.

Begitu tahu kalo Pangeran itu sudah bertunangan dan akan segera menikah, ada satu bagian di hati yang merasa sedih.
Bukaaann…bukan sedih karena si Pangeran gak jadian sama saya (I gave up that dream long ago). Tapi saya sedih, karena saya mesti melepaskan mimpi kekanakan saya itu. Menyimpannya dalam sebuah kotak hitam kenangan dan mengucapkan selamat tinggal.
Ah…there it goes. Satu lagi impian masa kecil yang gak akan pernah terealisasi.

Jadi, saya gak berminat mengetahui detil persiapan Royal Wedding itu. Gak juga berminat nonton upacaranya. Saya tidak sebesar hati itu untuk melihat khayalan masa kecil saya terealisasi di kehidupan gadis lain.
Sorry if I’m not a masochist :).


Dewi, have-to-find-my-own-prince-charming

0 comments:

Post a Comment