Wednesday, September 14, 2011

Makanya Jangan Kepo...

X adalah rekan seprofesi gw yang sudah dikenal sejak kuliah dulu. Hubungan kami bisa dkategorikan teman dekat ato close friend ato hangout buddy. Jadi yah...emang gak akrab banget seperti sahabat kayak Te ato Ing ato Devi, tapi yang pasti I care about her dan gw nyaman bergaul dengan dia. As I said, hangout buddy.

Si X ini dari sejak jaman koass dulu, sudah pacaran dengan Y, otomatis Y pun jadi hangout buddy gw juga. Tapi dari sejak awal, gw ngerasa ada yang beda sama Y. Gak tau deh dari sisi mananya saya ngeliat, tapi kadang gaydar (gay radar) gw bunyi klo sedang barengan sama Y.

One day, secara kebetulan, dari history internet-nya Y gw melihat dia pernah browsing ke sebuah komunitas gay Indonesia. Si X yang saat itu bersama saya dan melihat web itu langsung bertanya ke Y. Dan Y bilang, laptopnya kemarin dipinjam temannya.

Uhm..okay...klo X percaya dengan alasan pacarnya, gw juga mestinya percaya aja. So at that time, I dropped this matter.

Lalu gw pun pergi PTT, dan masalah ini terlupakan. Saat gw balik ke Jakarta, pastilah gw kembali hangout dengan X dan Y. Dan bahkan setelah sekian tahun, gaydar gw masih aja bunyi klo di dekat Y.

Sampai sekitar 2 minggu lalu, waktu gw minjem laptop Y lagi.
Lagi-lagi, secara kebetulan gw menemukan alamat web situs gay di laptop itu.

Dan sisi kepo gw pun mulai terusik.

Gw mengecek semua history internetnya sejak 3 bulan terakhir. Ternyata ada beberapa situs gay di daftar history itu dan cukup sering diakses. Akses terakhir 1 hari sebelumnya.

So..he's a gay?
Belum tentu! Bisa aja laptopnya dipinjam. Walopun buat gw aneh sih, minjem kok berkali - kali.

Sutra lah ya. Gw pun kembali meneruskan kegiatan browsing dan download.
Sampai di akhir, waktu gw mau men-save file-file hasil downloadan gw ke HDE. Waktu gw buka folder "Downloads" di laptopnya, gw menemukan
sejumlah file gay movie dan film-film bokep gay.

Okey...that's weird. Str8 guys don't usually keep gay porn on his laptop write? While keeping gay movie still acceptable (though unlikely) for str8 guy, but gay porn is definitely another matter.
Lagipula, gay movie yang ada di laptopnya bukan gay movie yang gampang dicari kayak Queer ato Brokeback. Ini tipe gay movie yang agak langka kayak Amphetamine ato Y tu Mama. Dan itu artinya, dia niat browsing dan download dong yaa... *rollingeyes*

Sialnya sisi kepo gw langsung bangkit sempurna. Dan sekali udah bangkit, gak akan berhenti sampai gw puas.

Gw mulai mikir-mikir, sisi mananya dia yang bikin gaydar gw kadang aktif dekat dia? Dan kenapa cuma kadang-kadang aja?

Apa dia ngondek? Pernahkah jarinya nge-trill? Nope! Jelas enggak! Kalo pun aslinya dia ngondek, yang pasti dia jago ngejaga semua sekrupnya terpasang kencang. Gak ada yang longgar (as far as I remember).

Apa dia tipe cowok metroseksual?
Hmm...masih terhitung normal. Yup bajunya emang rapi. Celana bahan, kemeja ato kaus berkerah. Tapi itu normal di profesi gw. Rata-rata emang yang cowok bajunya kayak gitu.

Lalu alat kosmetiknya? Apa dia pake kream muka ato lotion? Punya lipbalm? Err...how could I possibly know about that? (O_O).
Tapi klo menurut gw, kulitnya gak segitu terawatnya kok. Standar kulit cowok. Gw punya teman yang (definitely str8) dan kulitnya lebih terawat.

Dia suka fitness? Yep!
Tapi cowok str8 juga boleh fitness kan? Wajar klo orang mau fitness untuk tetap sehat kan? Dari segi umur, emang umur sekita ini ya udah kudu olah raga.

Suka nonton Glee? Will & Grace? Suka Taylor Swift?
Ya, ya dan ya.
Tapi str8 juga boleh kan suka kayak gitu? Toh dia juga suka Linkin Park. Dan gw punya seorang teman yang (definitely str8 juga) tapi ngefans banget sama Westlife.

So...gw berakhir dengan kesimpulan, gw gak punya fakta kuat yang mendukung dugaan gw.

Dengan isengnya, gw pun mulai konsul dengan "my gay dudes" yang biasa gw panggil "Team Cong".
Team Cong ini 5 teman yang gw kenal semasa kuliah di Bandung. Semuanya cowok, 4 diantaranya belum married dan semuanya gay (^_~). Dua di antara mereka terlihat jelas ngondeknya, so gw rasa mereka udah bisa dianggap "coming out" walo gak pernah nge-publish juga. Tiga diantaranya (berusaha) terlihat str8, sekrup selalu dikencangkan klo di depan publik. Dan mestinya sih usaha mereka berhasil ya generally karena 1 di antara mereka actually married with 1 child.
(PS : Dari dulu selalu bingung, married gay itu bisa tetap dibilang gay gak sih? Ato bisex? Ah terserah lah ya. Toh itu cuma nama).

Menurut Team Cong, si Y gaydarnya gak terdeteksi. Entah karena emang gak ada. Ato karena si Y emang gak mau menyebarkan sinyalnya. Mereka juga gak pernah liat Y nongkrong di gaybar, ato di gay spots lainnya.

Jadi yang bisa gw andalkan, beneran cuma gaydar gw? Yang mana gak qualified dan sering salah? Err...tidak meyakinkan *tepokjidat*

Nah gak lama abis itu, si Y ke SG selama 3 hari karena sepupunya nikah disana. Waktu pulang, dia cerita ke ceweknya (yang mana diwaktu itu juga gw hadir) main kemana aja di SG. Dan tanpa dia nyadar, dia nyebut One Seven.

Aaanndd...BAM!!!
That's my clue!
Gw ngehubungin teman yang regular visitor di One Seven. Males bahas detailnya disini, tapi intinya gw dapat bukti yang mengkonfirmasi kecurigaan gw. Dan bisa disimpulkan, dia emang gak beredar di gay spots-nya Jakarta. Tapi...eksis di luar sana.

Oke...the truth is out in the air now.
But then...comes the biggest question : WHAT SHOULD I DO?

Semua yang tahu cerita ini, berpendapat gak perlu lah gw cerita ke X. Ngapain juga? Bisa bikin dia salah paham. Lagian toh X bukan sahabat gw juga.

Well...masalah gw bukan di apakah si X sahabat gw ato enggak sih. Klo gw di posisi X, gw akan sangat berharap ada yang ngasi tau gw. Walo yang ngasi tau orang asing sekali pun.

Masalah gw adalah : Apa gw punya hak untuk ngebongkar rahasia Y? Gw ingat usaha dia untuk menutupi sex preference-nya. Ampe bela-belain ke SG. Pasti sulit dan butuh biaya banyak. Then who am I to blow it?

Tapi...biar gimana X itu teman gw. Dia dan Y mo lamaran bulan depan. Dan gw gak tega membayangkan suaminya ngebagi cinta dengan cowok lain (iya terdengar dangdut memang. Biarkan sajalah ;p). Gw sih pastinya gak pengen ada di posisi X itu.

Di sisi lain, ada A. Salah satu "gay dude" gw yang udah menikah. Istrinya A juga gak tau suaminya gay (ato bisex?).
Trus kenapa nurani gw gak terusik untuk kasi tahu istrinya A? Karena A teman gw? Kenapa gw diam aja liat cewek lain "dibodohi" tapi gak rela waktu yang dibodohi adalah teman gw ato malah gw sendiri?
Egois dong gw? :S.

Well untuk 1 alasan, gw gak ngerasa terlalu bertanggung jawab dengan istrinya A.
Toh masa mereka PDKT-nikah, gw gak tau. Gw lagi PTT waktu itu. Balik PTT, dia udah nikah. Jadi ya udah aja lah.

Dan di sisi lain...
A adalah suami yang baik dan ayah yang bertanggung jawab. In A's wife mind, she has a best husband that loves her. And she's happy. That's the most important thing, rite? So better keep her in the dark, cause whatever she doesn't know won't hurt her.

Lalu...
Klo Y bisa jadi suami sebaik A, apa itu artinya lebih baik gw diam aja? Toh yang penting X bahagia. Is that the best way?

Tapi kembali lagi, klo gw di posisi X, gw bakal pengin tahu.
Klo mo sakit hati, mending sekarang daripada ntar. Karena gw percaya pepatah : Sepandai-pandainya tupai melompat, sesekali gagal juga.
Mo pinter gimana nyimpan kebohongan, suatu saat kebongkar juga.

Aaaarrgghh....PUSING!!! Beneran pusing, beneran bingung. (O_O)
Dan sekali itu, gw pun bilang : Damn my kepo!
Makanya jangan kepo, wi!!! ;D



Dewi, makan-tuh-kepo
(source pic : here)

0 comments:

Post a Comment