Wednesday, December 29, 2004

Negeriku Kembali Menangis



Aceh terkena badai tsunami. Indonesia terguncang, bahkan dunia pun ikut terkejut . Tsunami dengan kekuatan 8,5 richter itu membuat hampir semua orang terkejut dan merasa terpanggil jiwa kemanusiaannya. Salut deh liat berbagai bantuan baik berupa moril maupun materiil berdatangan dari berbagai penjuru. Padahal selama ini bangsa kita dituduh sebagai bangsa yang individualis dan gak peduli sesama. Malam tanggal 27, Om Idrus nelpon ke rumah. Katanya dia bakal dikirim ke Aceh, nyampe ke jakarta besok pagi dan minta kita nyiapin perbekalan segala macam. Heh? Kebayang kan baru dapat telpon jam 8 malam? Mana sempet mo ke makro? Jadi gua meng-SMS teman - teman di segala penjuru. "Tolong donk, beliin apa aja yang kira-kira diperlukan buat korban tsunami di Aceh. Kita ketemu di Cengkareng besok pagi kira-kira jam 9 ya!"



Dan besoknya, sejak jam 1/2 9, anak-anak pun muncul di cengkareng dengan mengangkut berdos-dos barang. Asli! Klo orang yang liat dan gak tau apa-apa, pasti dikira mereka pengungsi ato TKW yang barang-barangnya cuma sanggup dipak dalam kardus. Mulailah kita sibuk mengepak semua barang dengan rapi. Lucu juga ngeliat persiapan yang dibawa mereka. Awalnya sih normal - normal aja. Makanan ringan, roti. buah-buahan, aqua, softdrink, senter, baju-baju. Tapi berikut-berikutnya rada aneh. Ada yang bawa sarung, sandal jepit, rokok 1 pak (??!!), pembalut (buat apaan coba?) malah ada yang sampe nyediain kain kafan dan plastik pembungkus mayat ampe lusinan. Hebat! Pikirannya panjang juga! Yang paling aneh sih waktu Mel datang bawa peti yang gede banget (sampe perlu digotong 4 orang) dan isinya full ransum dari makanan kering sampe lauk macam rendang dan kari ayam . Yang paling gelo, di antara ransumnya juga disediain kompor gas mini dan heater (tuh anak gak tau klo disana mati listik). Beserta bangku kecil buat duduk klo pegel dan tv portable (Heran! Disangkanya ini semacam camping apa?)



Setelah persiapan yang memakan waktu 3 jam itu, akhirnya rombongan om Idrus berangkat juga. Dan kami semua cuma bisa melepas kepergiannya dengan doa semoga semua baik-baik aja disana . But u know what, gua sedih liatnya. Kebayang klo (alm) papi masih ada, pasti dia juga ikut pergi. Soalnya team om Idrus memang team yang biasa diberangkatkan ke lokasi bencana dan (alm) papi termasuk anggota tetapnya. Tapi mending lah, terwakilkan sama om Idrus kok.

0 comments:

Post a Comment